Tentang Agama,Pernikahan,dan Anak
Tumbuh sejak kecil dalam lingkungan yang notabene adalah muslim,bahkan belajar di sekolah negeri selama 12 tahun..membuat saya jadi terbiasa dengan masyarakat muslim dan kebiasaannya. Bahkan teman-teman terdekat saya adalah orang muslim.So,saya ga aneh dengan keadaan ketika saya akhirnya malah lebih sering jatuh hati dengan mereka yang tidak seagama dengan saya.Meski saya termasuk orang yang ga mudah jatuh hati juga #eeaa
Dengan keadaan seperti itu,saya masih ga ngerti juga kenapa bisa ada orang-orang yang berbeda agama tapi masih meributkan tentang perbedaan itu sendiri? Bukankah berbeda justru bikin kita punya lebih banyak warna? Dan apa serunya hidup,jika semua orang di sekitar kita serupa?
Hari ini,saya menemukan blog dari seorang perempuan yang menurut saya menginspirasi. Buat saya secara pribadi,tulisan-tulisannya ringan dan menyentil. Meski dia sosok berhijab,tapi pemikirannya cukup terbuka dibanding sosok wanita berhijab lainnya yang cenderung sangat berbau satu agama saja. Salah satu tulisan blognya,menceritakan tentang pernikahan beda agama dan kehadirannya sebagai saksi dalam pernikahan mereka. Juga pandangannya tentang agama yang cukup kontroversial bagi mereka yang sempit sudut pandangnya.
Membaca tulisannya,mengingatkan saya tentang keadaan saya dan pasangan saat ini. Tentang rencana pernikahan yang terhalang perbedaan agama.
Sempat tercetus dalam pikiran saya,kenapa agama harus jadi pemisah untuk mereka yang saling mencintai? Benarkah tidak ada cinta bagi mereka yang berbeda agama?Apakah Tuhan hanya menciptakan cinta bagi mereka yang seagama saja?
Saya bahkan menanyakan pada pasangan saya,apakah tidak bisa kita menikah saja tanpa harus berpindah agama? Sementara dia tetap yakin pada pendiriannya,bahwa agamanya adalah yang terbaik yang akan bisa membawa dia dan saya bertemu kembali bahkan setelah kematian nanti?Lho,memangnya sudah ada yang pernah ke sana dan datang kembali untuk menceritakannya??
Pemikiran tegas pasangan saya,membuat saya malah jadi banyak berpikir kembali..dari mana datang keyakinan bahwa agamamu adalah yang terbaik? Apakah kamu bersikeras karena itu adalah agama yang diteruskan dari orang tua? Sudah benarkah orang tua yang memilih agama bagi anaknya? Bukankah surga dan neraka adalah hak Tuhan untuk menentukan akan ditempatkan di mana kita nanti?
Agama saya,datang dari orang tua..tapi mereka tidak mengajarkan saya apa pun tentang agama mereka. Saya tumbuh dan besar dengan pemahaman saya secara pribadi,serta pengalaman yang menyertai. Orang tua saya bukanlah role mode yang baik tentang agama,saya akui..Karenanya saya mencari dan berusaha mengenali secara pribadi siapa Tuhan yang dikenalkan pada saya sejak masih kecil. Saya tidak mau menyertakan otak dalam pencarian saya,karena saya tahu pribadi yang saya cari bukanlah sosok yang bisa dipahami dengan kapasitas otak saya yang terbatas. Mencari Tuhan,janganlah melibatkan otak..karena otak hanya satu bagian tubuh yang Dia ciptakan ,maka bagaimana mungkin benda ciptaan bisa memahami seutuhnya sang Pencipta itu sendiri??
Saya dekat dengan kehidupan muslim,dan sedikit banyak tahu tentang ajaran di dalamnnya. Beberapa hal tentang islam membuat saya merasa damai. Tapi hanya sebatas kedamaian secara pribadi saja,bukan yang merasuk ke dalam jiwa dan membuat saya memutuskan untuk memeluk islam seutuhnya. Sedang agama yang saya peluk,membuat saya mencintai Dia dengan hal yang tidak bisa saya jelaskan seperti apa. Cinta yang saya punya,membuat saya meyakini bahwa inilah Tuhan saya. Bahkan ketika berdebat dengan pasangan saya,sempat tercetus ucapan bila saya harus masuk neraka,maka biarlah saya masuk neraka yang saya kenal selama hidup saya..
Saya meyakini sebelumnya,pernikahan beda agama harusnya bukanlah hal yang tidak bisa diwujudkan. Kenapa memisahkan mereka yang mencintai hanya karena mereka berbeda agama? Apakah perbedaan agama tidak bisa membuat pernikahan bertahan? Harusnya bisa,menurut saya. Tapi balik lagi,siapkah pasangan untuk memperjuangkan hubungan ini.
Saya tahu,banyak hal yang harus ditempuh pasangan saya bila memaksakan hubungan ini. Karenanya,saya mewanti-wanti untuk segera meninggalkan saya. Saya hanya ingin yang terbaik baginya. Pernikahan beda agama yang ingin saya wujudkan akan menimbulkan banyak intervensi dari pihak keluarganya. Dan saya tahu,dia tidak akan pernah siap.
Soal anak ,adalah salah satu hal yang akan memberatkan dalam pernikahan beda agama. Mau dididik seperti apa anak nantinya?Hey..kenapa meributkan hal yang paling hakiki seperti agama? Bukankah memilih agama seharusnya menjadi salah satu hak dasar manusia? Sepertinya,sudah jadi hal umum bahwa agama anak adalah mengikuti orang tua..Why?Karena itu hal wajar di Indonesia. Saya ingin anak saya mengikuti agama orang tuanya tentu saja. Tapi,kenapa harus memaksa? Jika anak mengikuti sepenuh hati,agama akan menuntunnya ke surga.Jika sebaliknya, bagaimana? Bukankah keharusan dari orang tua malah akan berbalik pada pemikiran si anak sendiri?
Hhhh..akan panjang dan tidak ada habisnya pembahasan tentang agama. Saya hanya berharap yang terbaik
Dengan keadaan seperti itu,saya masih ga ngerti juga kenapa bisa ada orang-orang yang berbeda agama tapi masih meributkan tentang perbedaan itu sendiri? Bukankah berbeda justru bikin kita punya lebih banyak warna? Dan apa serunya hidup,jika semua orang di sekitar kita serupa?
Hari ini,saya menemukan blog dari seorang perempuan yang menurut saya menginspirasi. Buat saya secara pribadi,tulisan-tulisannya ringan dan menyentil. Meski dia sosok berhijab,tapi pemikirannya cukup terbuka dibanding sosok wanita berhijab lainnya yang cenderung sangat berbau satu agama saja. Salah satu tulisan blognya,menceritakan tentang pernikahan beda agama dan kehadirannya sebagai saksi dalam pernikahan mereka. Juga pandangannya tentang agama yang cukup kontroversial bagi mereka yang sempit sudut pandangnya.
Membaca tulisannya,mengingatkan saya tentang keadaan saya dan pasangan saat ini. Tentang rencana pernikahan yang terhalang perbedaan agama.
Sempat tercetus dalam pikiran saya,kenapa agama harus jadi pemisah untuk mereka yang saling mencintai? Benarkah tidak ada cinta bagi mereka yang berbeda agama?Apakah Tuhan hanya menciptakan cinta bagi mereka yang seagama saja?
Saya bahkan menanyakan pada pasangan saya,apakah tidak bisa kita menikah saja tanpa harus berpindah agama? Sementara dia tetap yakin pada pendiriannya,bahwa agamanya adalah yang terbaik yang akan bisa membawa dia dan saya bertemu kembali bahkan setelah kematian nanti?Lho,memangnya sudah ada yang pernah ke sana dan datang kembali untuk menceritakannya??
Pemikiran tegas pasangan saya,membuat saya malah jadi banyak berpikir kembali..dari mana datang keyakinan bahwa agamamu adalah yang terbaik? Apakah kamu bersikeras karena itu adalah agama yang diteruskan dari orang tua? Sudah benarkah orang tua yang memilih agama bagi anaknya? Bukankah surga dan neraka adalah hak Tuhan untuk menentukan akan ditempatkan di mana kita nanti?
Agama saya,datang dari orang tua..tapi mereka tidak mengajarkan saya apa pun tentang agama mereka. Saya tumbuh dan besar dengan pemahaman saya secara pribadi,serta pengalaman yang menyertai. Orang tua saya bukanlah role mode yang baik tentang agama,saya akui..Karenanya saya mencari dan berusaha mengenali secara pribadi siapa Tuhan yang dikenalkan pada saya sejak masih kecil. Saya tidak mau menyertakan otak dalam pencarian saya,karena saya tahu pribadi yang saya cari bukanlah sosok yang bisa dipahami dengan kapasitas otak saya yang terbatas. Mencari Tuhan,janganlah melibatkan otak..karena otak hanya satu bagian tubuh yang Dia ciptakan ,maka bagaimana mungkin benda ciptaan bisa memahami seutuhnya sang Pencipta itu sendiri??
Saya dekat dengan kehidupan muslim,dan sedikit banyak tahu tentang ajaran di dalamnnya. Beberapa hal tentang islam membuat saya merasa damai. Tapi hanya sebatas kedamaian secara pribadi saja,bukan yang merasuk ke dalam jiwa dan membuat saya memutuskan untuk memeluk islam seutuhnya. Sedang agama yang saya peluk,membuat saya mencintai Dia dengan hal yang tidak bisa saya jelaskan seperti apa. Cinta yang saya punya,membuat saya meyakini bahwa inilah Tuhan saya. Bahkan ketika berdebat dengan pasangan saya,sempat tercetus ucapan bila saya harus masuk neraka,maka biarlah saya masuk neraka yang saya kenal selama hidup saya..
Saya meyakini sebelumnya,pernikahan beda agama harusnya bukanlah hal yang tidak bisa diwujudkan. Kenapa memisahkan mereka yang mencintai hanya karena mereka berbeda agama? Apakah perbedaan agama tidak bisa membuat pernikahan bertahan? Harusnya bisa,menurut saya. Tapi balik lagi,siapkah pasangan untuk memperjuangkan hubungan ini.
Saya tahu,banyak hal yang harus ditempuh pasangan saya bila memaksakan hubungan ini. Karenanya,saya mewanti-wanti untuk segera meninggalkan saya. Saya hanya ingin yang terbaik baginya. Pernikahan beda agama yang ingin saya wujudkan akan menimbulkan banyak intervensi dari pihak keluarganya. Dan saya tahu,dia tidak akan pernah siap.
Soal anak ,adalah salah satu hal yang akan memberatkan dalam pernikahan beda agama. Mau dididik seperti apa anak nantinya?Hey..kenapa meributkan hal yang paling hakiki seperti agama? Bukankah memilih agama seharusnya menjadi salah satu hak dasar manusia? Sepertinya,sudah jadi hal umum bahwa agama anak adalah mengikuti orang tua..Why?Karena itu hal wajar di Indonesia. Saya ingin anak saya mengikuti agama orang tuanya tentu saja. Tapi,kenapa harus memaksa? Jika anak mengikuti sepenuh hati,agama akan menuntunnya ke surga.Jika sebaliknya, bagaimana? Bukankah keharusan dari orang tua malah akan berbalik pada pemikiran si anak sendiri?
Hhhh..akan panjang dan tidak ada habisnya pembahasan tentang agama. Saya hanya berharap yang terbaik
Komentar
Posting Komentar