Review Film Nymphomaniac

Sengaja saya ga mencantumkan poster filmnya,ya..biar pada kepo dan nyari sendiri.Hehe..
Sudah lama sebenarnya saya dengar tentang film ini sebelumnya,tapi ga pernah kepikiran untuk nonton. Karena dengar spoiler dari orang lain,bahwa film ini vulgar dan ga bagus-bagus amat. Makanya saya putuskan untuk ga cari tahu lebih lanjut. Tapiiii,beberapa waktu lalu saya baca artikel online saat iseng browsing,dan judul film ini disebutkan sebagai salah satu film yang bisa diambil pelajaran positif di samping banyaknya adegan yang bikin cewek deg-deg'an dan para cowok tegangan tinggi >_<
Emang ada pelajaran positif dari film ini? Ada. Kalau kamu nontonnya pakai akal,jangan cuma nafsu doang. Mustahil sih nonton film ini tanpa nafsu,tapi buat saya setelah nonton ini di samping dapet nafsunya saya juga dapat bahan buat dipikirkan. Pas lihat durasi filmya,saya sempat bilang WOW!! Ini seriusan? Film yang katanya ga berbobot dan vulgar ini durasinya hampir dua setengah jam,bro!!! Saya sempat speechless juga awalnya,apalagi pas nontonnya malam hari sekitar jam sepuluh'an gitu..Bussett,sanggup nonton sampai abis ga nih,ya??
Ternyata ya...saya sanggup tuh.^_^. Film dengan adegan telanjang dan gulat gitu biasanya sukses bikin mata melek ya..wkwkwk.
Nah,kita mulai ceritanya ya..
Nymphomaniac ini ada serinya,dan saya baru nonton seri pertama doang. Dibintangi oleh Shia LaBeouf a.k.a Jerome,Charlotte Ghainsboug a.k.a Joe dewasa,dan Stacy Martin a.k.a Joe muda.You know,guys? Nama yang saya sebut pertama itu adalah bintang Transformer,lho..Ga nyangka ya,hihihi.
Alur cerita film ini memang mundur,jadi jangan buru-buru bosan dulu ya..tunggu aja sambil duduk manis,karena setiap beberapa menit sekali akan ada adegan panas yang beneran bikin kamu gerah. Antara kepengen tapi belum punya pasangan resmi,atau kalau pun punya pas lagi periode menstruasi,wkwkwk.Mati aja loe,bro...>_<
Dibuka dengan pertemuan seorang kakek dengan wanita muda yang tergeletak di lorong yang dilewatinya sepulang dari belanja,kita disuguhkan dengan kisah tolong menolong layaknya manusia bermoral baik. Sang kakek membawa wanita tersebut ke rumahnya,dan menjamunya dengan baik selayaknya tamu. Pertanyaan si kakek tentang penyebab wanita itu bisa terdampar di lorong dengan muka agak bonyok itulah yang membawa kisah bergulir sepanjang film ini. Wanita bernama Joe ini mulai bercerita tentang ketergantungannya pada seks sejak usia belia. Dan tidak seperti remaja pada umumnya,bagi Joe dan kawan karib yang dipanggilnya B,seks bukanlah tentang cinta,seks adalah petualangan. Yang otomatis tidak berhenti pada satu orang saja. Mereka mengisi masa remajanya dengan berkompetisi untuk tidur dengan sebanyak mungkin pria,tanpa memandang usia. Alias hantam aja ga peduli umur si cowok itu berapa.
Udah mulai mengernyit geli atau jijik sampai di sini? Saya sih ga,cuma mulai geleng-geleng kepala aja..Salah satu scene yang bikin saya ga habis pikir dan membandingkan dengan kehidupan remaja zaman now yang kebanyakan mau ditiduri karena cinta atau uang,adalah ketika Joe dan B berkompetisi hanya demi memperebutkan sekantong permen cokelat saja. Ya awoohhhhhh..
Sepanjang film Joe akan terus bercerita tentang petualangan seksnya,diselingi dengan kisah dari sang kakek tentang kehidupannya yang lurus-lurus saja. Kalian akan banyak lihat pemandangan tubuh Joe yang bugil dan digeluti pria berganti-ganti. Serius,tanpa sensor..Tapi buat saya ga seekstrim film porno yang bener-bener  mengekspos seksualitas aja. Adegan seks difilm ini malah bikin kita mikir gimana perasaan Joe saat melakukannya? Kenapa dia mau? Dan alasannya apa? Meski Joe merasa yang dia lakukan bukanlah kesalahan saat dia masih remaja,tapi Joe sebagai wanita dewasa mulai menyadari ketika berkisah bahwa ada yang tidak beres dengan dirinya.
Film ini ga akan banyak kasih pelajaran positif sebenarnya,menurut saya pribadi,tapi bagi mereka yang mendalami dunia psikologi kelakuan Joe ini menarik buat dipelajari. Karena sampai pada satu titik,ketika Joe kembali bertemu dengan lelaki yang pertama kali tidur dengannya,dan menjadi fantasi terbesar hingga dia dewasa,dia malah tidak bisa merasakan apa-apa. Seolah semua petualangan seksnya dengan pria,akhirnya membuat dia mati rasa.
Psstt..sang kakek bukanlah Shia LaBeof ya. Jadi kamu bisa lihat bintang Transformer ini telanjang bulat di sini,dengan tubuhnya yang masih oke.Hehehehe..Trus,buat kalian yang penasaran pengen nonton,jangan cari film ini di bioskop ya,guyss..ini tuh film beberapa tahun yang lalu!!!
Nonton,dan coba ambil pelajaran aja yaaa..
Peace

Update per 21 November 2017:

Saya udah nonton seri keduanya nih,guys..Dan durasi filmnya lebih gila dari seri pertama! Tiga jam!!>_<
Mabok dah tuh nontonnya. Buat film dengan genre nano-nano kayak gini,produser dan sutradaranya ga main-main untuk produksinya. Jujur aja,saya hampir mati bosan dan ngantuk pas nonton,tapi karena kepo jadi diterusin tuh sampai habis.Dan meski ga sebanyak seri sebelumnya,adegan seks difilm ini tetap aja bikin kamu pusing.
Alur cerita tetap didominasi curhat Joe,yang karena pertambahan usia sudah mulai bisa menahan dirinya dari dorongan seksual yang berlebih. Kalian berharap kayak gitu?Jreng jreng jreng!!! Anda salah pemirsah. Bertambah umur tidak membuat Joe berubah,tuh. Doi malah semakin menggila. Klo dikehidupan nyata,kaum pria lah yang biasanya ga kenal kata puas soal hubungan seks,di sini justru sebaliknya. Pasangan hidup Joe bahkan sampai mengalah membiarkan dia berhubungan dengan pria lain demi memuaskan keinginannya. Doi sadar,ga mampu menghadapi nafsu Joe yang sulit terpuaskan.
Diseri ini kalian juga bisa lihat hubungan seks ala Fifty Shades Of Grey yang melibatkan BDSM (Bondage, Discipline, Dominance and Submission atau Sadomasokisme).Tapi jangan berharap adegan di sini semanis yang diperlihatkan Annastasia Steel dan Christian Grey. Yang bakal kalian lihat justru bikin kalian mikir,seriusan kayak gitu bikin situ puas??
So..klo udah nonton filmnya,sharing cerita sama saya ya gimana pendapat kalian.
See yaa
  

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Review Online Shop Branded 9to9: Niatnya Cari Yang Mudah

Ngabisin Duit Buat Es Krim Haagen Dazs *Review*