Jangan Biasakan Perilaku Konsumtif Pada Anak Kita
Dear Moms..
Tanpa kita sadari,kita membentuk perilaku anak kita sedari dini. Bahkan sebelum dia mengenal bagaimana cara mengaplikasikan perilaku itu pada situasi yang tepat. Saat kita membawa anak kita mengenal dunia lewat pergaulan kita sehari-hari,berinteraksi dengan orang lain,dan mengunjungi tempat-tempat baru. Setiap kita mengenalkan mereka pada hal baru,dengan tujuan positf sebenarnya,tetap saja secara tidak sadar ada hal negatif mengintai di baliknya..
Kita memberikan gadget pada anak diusia yang masih terbilang dini,dengan alasan sang anak anteng ketika berinteraksi dengan benda tersebut,sehingga kita bisa mengerjakan hal lain. Lalu diusia sekolah dasar,si anak sudah lebih banyak tahu tentang beragam aplikasi yang bagi orang tuanya justru masih aneh.Anak saya adalah contoh terdekat yang saya punya.Jika tidak dibatasi gadgetnya lebih banyak konsumsi kuota dibanding gadget saya.>O<
Dulu,jaman baby saya masih kecil bingit,orang tua selalu wanti-wanti agar tidak membawa anak keluar rumah jauh-jauh jika usianya dianggap masih rawan.Pamali,katanya..Paling jauh,kunjungan rutin untuk imunisasi ke dokter. Masalah pemberian makan dan susu,orang tua melarang keras untuk anak dibiasakan sambil keliling perumahan. Banyak debu, dan alasan pamali lainnya mengikuti di belakang.Tapi anak jaman sekarang,usia masih beberapa minggu sudah ditenteng orang tua ke mall. Jelong-jelong sama mami and papinya..Beranjak makin besar,orang tua yang dasarnya doyan jalan makin senang memboyong anaknya ke mall. Si anak yang juga mulai bisa makan dan kenal jajan,akhirnya jadi terbiasa dengan suasana mall dan menikmati berada di tempat ramai.Mulai meminta diajak jalan setiap liburan,atau setiap akhir pekan. Mulai bisa menunjuk mau ke mall mana,mau makan apa,dan mau minta apa..Jrenggg
Untungnya,anak saya dibiasakan untuk tahu siapa orang tuanya,hehe..Jadi,ga minta macam-macam. Saya membawa anak saya ke mall hanya diwaktu tertentu,biasanya ketika habis gajian atau liburan sekolah. Dan biasanya,sebelum berangkat saya sudah menjelaskan aktivitas apa saja yang akan kami lakukan di sana,dan apa saja yang boleh diminta atau dibeli. Jadi ga ada acara beli-beli yang ga perlu. Kayaknya saya diktator bener,ya? >_<
Sebenarnya,ini untuk kebaikan si kecil juga kok,moms..Jika dia dibiasakan untuk hidup berlebih,dan selalu mendapatkan apa yang diinginkan dengan mudah,anak kita tidak akan belajar bagaimana menjadi pejuang nantinya.Pasangan saya selalu mengingatkan,bahwa tidak selamanya manusia selalu berada di atas. Mungkin saat ini kita sebagai orang tua mampu memberi segalanya yang anak inginkan,tetapi bagaimana nanti jika kita tiba-tiba mengalami guncangan dan kehilangan kenyamanan?
Hal itulah yang pasangan saya selalu tanamkan. Kami bukan orang tua yang pelit,hanya ingin mendidik anak dengan cara sederhana selayaknya manusia dan seorang pejuang dalam hidup. Dalam hidup,untuk mendapatkan yang kita inginkan selalu ada usahanya. Membiarkan dan membiasakan perilaku konsumtif pada anak kita,hanya akan berdampak buruk untuk pembentukan karakternya di masa depan.
Yuk,jadi orang tua yang bijaksana bersama..
Find me,
Yours
Tanpa kita sadari,kita membentuk perilaku anak kita sedari dini. Bahkan sebelum dia mengenal bagaimana cara mengaplikasikan perilaku itu pada situasi yang tepat. Saat kita membawa anak kita mengenal dunia lewat pergaulan kita sehari-hari,berinteraksi dengan orang lain,dan mengunjungi tempat-tempat baru. Setiap kita mengenalkan mereka pada hal baru,dengan tujuan positf sebenarnya,tetap saja secara tidak sadar ada hal negatif mengintai di baliknya..
Kita memberikan gadget pada anak diusia yang masih terbilang dini,dengan alasan sang anak anteng ketika berinteraksi dengan benda tersebut,sehingga kita bisa mengerjakan hal lain. Lalu diusia sekolah dasar,si anak sudah lebih banyak tahu tentang beragam aplikasi yang bagi orang tuanya justru masih aneh.Anak saya adalah contoh terdekat yang saya punya.Jika tidak dibatasi gadgetnya lebih banyak konsumsi kuota dibanding gadget saya.>O<
Dulu,jaman baby saya masih kecil bingit,orang tua selalu wanti-wanti agar tidak membawa anak keluar rumah jauh-jauh jika usianya dianggap masih rawan.Pamali,katanya..Paling jauh,kunjungan rutin untuk imunisasi ke dokter. Masalah pemberian makan dan susu,orang tua melarang keras untuk anak dibiasakan sambil keliling perumahan. Banyak debu, dan alasan pamali lainnya mengikuti di belakang.Tapi anak jaman sekarang,usia masih beberapa minggu sudah ditenteng orang tua ke mall. Jelong-jelong sama mami and papinya..Beranjak makin besar,orang tua yang dasarnya doyan jalan makin senang memboyong anaknya ke mall. Si anak yang juga mulai bisa makan dan kenal jajan,akhirnya jadi terbiasa dengan suasana mall dan menikmati berada di tempat ramai.Mulai meminta diajak jalan setiap liburan,atau setiap akhir pekan. Mulai bisa menunjuk mau ke mall mana,mau makan apa,dan mau minta apa..Jrenggg
Untungnya,anak saya dibiasakan untuk tahu siapa orang tuanya,hehe..Jadi,ga minta macam-macam. Saya membawa anak saya ke mall hanya diwaktu tertentu,biasanya ketika habis gajian atau liburan sekolah. Dan biasanya,sebelum berangkat saya sudah menjelaskan aktivitas apa saja yang akan kami lakukan di sana,dan apa saja yang boleh diminta atau dibeli. Jadi ga ada acara beli-beli yang ga perlu. Kayaknya saya diktator bener,ya? >_<
Sebenarnya,ini untuk kebaikan si kecil juga kok,moms..Jika dia dibiasakan untuk hidup berlebih,dan selalu mendapatkan apa yang diinginkan dengan mudah,anak kita tidak akan belajar bagaimana menjadi pejuang nantinya.Pasangan saya selalu mengingatkan,bahwa tidak selamanya manusia selalu berada di atas. Mungkin saat ini kita sebagai orang tua mampu memberi segalanya yang anak inginkan,tetapi bagaimana nanti jika kita tiba-tiba mengalami guncangan dan kehilangan kenyamanan?
Hal itulah yang pasangan saya selalu tanamkan. Kami bukan orang tua yang pelit,hanya ingin mendidik anak dengan cara sederhana selayaknya manusia dan seorang pejuang dalam hidup. Dalam hidup,untuk mendapatkan yang kita inginkan selalu ada usahanya. Membiarkan dan membiasakan perilaku konsumtif pada anak kita,hanya akan berdampak buruk untuk pembentukan karakternya di masa depan.
Yuk,jadi orang tua yang bijaksana bersama..
Find me,
Yours
Komentar
Posting Komentar