Ini Apa Namanya?

Seringnya,ketika kamu datang mengunjungiku kita punya rutinitas layaknya pasangan yang sudah lama bersama. Membosankan jika diamati,tapi kita terlanjur nyaman dengan itu. Makan,ngobrol,dan cerita ngalor-ngidul tentang apa aja. Semalam,aku sampaikan kisah yang baru aku baca dimedsos sorenya,tentang kisah cinta pasangan muda selama hampir lima tahun bersama. Standar,sudah terlalu banyak ada dimedsos sebenarnya. Tapi,entah kenapa setiap kali aku baca,aku teringat sesuatu tentang kita.
Dalam kisah itu,lagi-lagi perempuan yang harus ditinggal dan menerima kenyataan bahwa pasangannya ternyata tidaklah sebaik yang terlihat selama ini. Ditinggal,sementara sang mantan menikahi yang lain dalam kondisi sedang hamil. Wtf
Selesai bilang seperti itu,kamu nanya "Trus,sebenarnya yang ingin kamu tanyakan itu apa? Kamu takut aku nakal di luar sana?" Diiringi penjelasan panjang sebagaimana biasa,bahwa kamu tidak ada keinginan untuk berbuat macam-macam dan mengkhianati aku. Karena apa yang dicari? Semua hal yang kita miliki berdua,sudah cukup untuk kamu..
Terharu,meski aku sudah mendengarnya beberapa kali. Aku tidak ingin mengatakan apa yang ada dikepalaku saat itu,tapi kamu sudah terlanjur tahu masih ada yang mengganjal dihatiku. Meski terdengar riskan,aku mengakui sesuatu padamu saat itu..Kisah itu,mungkin sakitnya tidak akan sesakit apa yang kita rasakan nanti.
Perpisahan,kadang terasa lebih masuk akal untuk diterima jika salah satunya melakukan kesalahan. Karena,bukankah sudah sifat manusia untuk berbuat salah? Justru,perpisahan menjadi sangat menyakitkan,ketika tidak ada alasan logis yang bisa diterima akal sehat. Kita bisa menangisi rasa sakit karena harus berpisah,jika salah satu dari kita berbuat curang. Tapi apa yang harus kita lakukan,ketika kita berpisah,sementara tidak ada satu pun yang salah antara kamu dan aku? Kita berpisah,hanya karena kita tidak dibolehkan bersama..
Aku memandangi wajah yang kukenali selama tujuh tahun ini,bagaimana aku bisa melanjutkan hidup tanpa kamu di sisiku?
Kita pernah membahas dan menangisi hal ini bersama,kita sudah melewati batas waktu yang ditetapkan sahabatku agar aku mengakhiri hubungan ini demi kebaikanmu. Kamu kembali setelah orang tuamu menolakku,masih berharap aku merubah keputusanku dan memilih di sampingmu ketimbang pergi. Sedang aku,masih menerimamu dengan harapan waktu akan membuatmu bisa memahami inginku. Kita ingin bersama,tapi memiliki batasan yang tidak boleh dilanggar.
Kamu bisa menerima keadaanku yang tidak sebaik lainnya,dan kisahmu adalah milikmu yang tidak akan kuhakimi. Kita sedekat pembuluh nadi untuk saling memahami,tapi dipisahkan sejauh neraka untuk mengecap indah surga.
Kamu ingin aku bahagia,aku pun demikian..tapi,sanggupkah aku melihat bahagiamu dengan yang lain selain aku? Meski kamu bilang tidak akan melepas seluruh keberadaanku,masih akan memberikan apa yang selama ini kamu cukupkan untukku,kecuali cinta..Apakah kamu tahu,dari dirimu yang kubutuhkan hanya cinta?? Bagaimana rasaku,ketika kita menjalani rutinitas yang selama ini bersama,tapi kamu tidak boleh lagi kusentuh? Bagaimana rasaku,ketika kulihat seseorang yang bukan aku,merengkuh lenganmu dan bersandar di bahumu? Menyentuh pipimu,mengusap peluhmu yang selalu deras ketika makan pedas atau panas..menyiapkan segala sesuatu yang biasanya kulakukan untukmu?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Review Online Shop Branded 9to9: Niatnya Cari Yang Mudah

Review Film Nymphomaniac

Ngabisin Duit Buat Es Krim Haagen Dazs *Review*