Review Amatir : The Meg
Sampai di pertengahan film ini,saya masih ga mudeng kenapa judulnya The Meg. Meski di poster filmnya udah ada gambar ikan hiu segede gaban diperairan,dengan Jason Statham sedang berenang di sebelahnya. Perhatian saya lebih terarah ke aktor ganteng yang buat saya lebih menarik dari ikannya,hehe..
Akhirnya setelah melihat jelas penampakan si ikan,saya baru paham. The Meg itu sebutan lain untuk si ikan,ternyata. Megalodon (Carcharodon megalodon). Hiu besar purba yang ukurannya jauh lebih besar dari ukuran hiu jenis manapun yang masih eksis sampai hari ini.
Ukuran megalodon jauh melebihi ikan hiu paus (whale shark) yakni ikan
terbesar di dunia yang hidup di masa sekarang yang panjangnya hanya
mencapai 15 m. Meski demikian, ukuran Megalodon tetap lebih kecil dari
binatang terbesar di dunia yaitu ikan paus biru yang panjangnya mencapai
33 M.(Dikutip dari WWW.Liputan 6.com)
Tipikal film-film kayak gini tuh buat saya udah ketebak ceritanya. Tapi gpp lah,ya..kan ada Jason-nya. ^__^
Dibuka dengan cerita penyelamatan kru kapal selam yang diserang oleh makhluk tidak diketahui di perairan dalam Filipina,kita udah langsung ketemu Jonas Taylor (Jason Statham) dengan tim penyelamatnya. Dalam misinya,Jonas gagal menyelamatkan beberapa kru karena situasi genting yang tidak terelakan. Dan karena hal itu,dia dicap gagal. Makhluk misterius yang menyerang kapal selam tersebut belum dilihat oleh siapa pun. Jonas dianggap mengalami halusinasi.
Lalu kita dibawa ke masa kini,dengan perkenalan institut bawah laut yang luar biasa canggih,serta tim ilmuwan yang menjadi pendukungnya.Yang biasa liat Seaworld,lewat itu mah..Akuarium Jakarta di Soho aja lewat. Bagus versi The Meg kemana-mana,deh. Tempat itu beneran ada ga,sih? - saya serius nanya,lho-. Klo memang beneran ada,tiket masuk buat jalan-jalan ke situ pasti mahal banget kali,ya?? Bayangin aja,kita sampai bisa lihat paus! Berarti kedalamannya lumayan banget kan,tuh.
Lanjut,cerita bergulir sampai dengan para kru profesional yang dikirim ke Palung Mariana,yang disebut sebagai palung terdalam di dunia untuk menyelidiki adakah kehidupan di bawah sana. Dan tim mereka memang menemukan bahwa yang selama ini dianggap sebagai dasar palung,ternyata lapisan semacam awan bawah laut yang masih bisa ditembus lagi. Ketika sibuk mengexplore,sesuatu yang besar menabrak kapal mereka. Tebak siapa? Masih belum ketahuan,sodara-sodara.
The Meg baru benar-benar terlihat ketika Jonas dipaksa datang untuk menyelamatkan para kru yang terjebak di dasar laut,karena kapal mereka rusak. Janjian kali ya mereka berdua?
Untuk durasi film selama hampir dua jam,saya sempat ragu,kok kayaknya endingnya dibagi dalam beberapa sesi ya? Serius,saya kecele karena sering mikir "oh,udah mau abis nih.." ternyata masih panjang filmnya.
Klo ada yang mikir film ini versi modern nya Jaws,saya setuju sih..Karena ceritanya memang ga jauh dari ikan hiu ganas yang menyerang manusia.
Saya pribadi mikir,manusia dapat pelajaran apa dari film ini?
Seringnya,saya malah emosi tiap nonton film dengan kisah tentang hewan melawan manusia. Please deh, hewan tuh ga kurang kerjaan juga lho berantem sama manusia..Mereka sibuk bertahan hidup.
Tiap nonton Godzila,saya sedih. Begitu juga ketika nonton The Meg. Manusia tuh serakah. Mengganggu ekosistem dan merusak alam,habis itu sibuk membela diri ketika alam berbalik melawan.
Ada adegan ketika kru Mana One menemukan puing kapal nelayan yang diserang oleh The Meg,salah satu kru menunjuk hiu-hiu kecil yang mati mengapung. Dikepala saya,saya dengan polosnya mikir itu karena ulah The Meg. Sampai kemudian ada dialog yang mengatakan " Mereka (nelayan) menangkap hiu-hiu kecil itu,memotong siripnya,lalu melepaskannya kembali ke laut. Hanya demi semangkok sop." Ente paham maksudnya?? Para nelayan itu menangkapi hiu untuk diambil siripnya dan dibuat sop sirip ikan hiu yang harganya mahal itu!! Bahhh,mati saja kalian..>__<
Kenapa dalam setiap cerita kayak gini,hewannya harus mati,sih?
Godzila mati,The Meg mati.
Bukankah hidup ini ga adil,kawan??
Jangan berharap banyak dari review saya ya,gengs..maklum review dari hati ini.
Salam damai
Akhirnya setelah melihat jelas penampakan si ikan,saya baru paham. The Meg itu sebutan lain untuk si ikan,ternyata. Megalodon (Carcharodon megalodon). Hiu besar purba yang ukurannya jauh lebih besar dari ukuran hiu jenis manapun yang masih eksis sampai hari ini.
Tipikal film-film kayak gini tuh buat saya udah ketebak ceritanya. Tapi gpp lah,ya..kan ada Jason-nya. ^__^
Dibuka dengan cerita penyelamatan kru kapal selam yang diserang oleh makhluk tidak diketahui di perairan dalam Filipina,kita udah langsung ketemu Jonas Taylor (Jason Statham) dengan tim penyelamatnya. Dalam misinya,Jonas gagal menyelamatkan beberapa kru karena situasi genting yang tidak terelakan. Dan karena hal itu,dia dicap gagal. Makhluk misterius yang menyerang kapal selam tersebut belum dilihat oleh siapa pun. Jonas dianggap mengalami halusinasi.
Lalu kita dibawa ke masa kini,dengan perkenalan institut bawah laut yang luar biasa canggih,serta tim ilmuwan yang menjadi pendukungnya.Yang biasa liat Seaworld,lewat itu mah..Akuarium Jakarta di Soho aja lewat. Bagus versi The Meg kemana-mana,deh. Tempat itu beneran ada ga,sih? - saya serius nanya,lho-. Klo memang beneran ada,tiket masuk buat jalan-jalan ke situ pasti mahal banget kali,ya?? Bayangin aja,kita sampai bisa lihat paus! Berarti kedalamannya lumayan banget kan,tuh.
Lanjut,cerita bergulir sampai dengan para kru profesional yang dikirim ke Palung Mariana,yang disebut sebagai palung terdalam di dunia untuk menyelidiki adakah kehidupan di bawah sana. Dan tim mereka memang menemukan bahwa yang selama ini dianggap sebagai dasar palung,ternyata lapisan semacam awan bawah laut yang masih bisa ditembus lagi. Ketika sibuk mengexplore,sesuatu yang besar menabrak kapal mereka. Tebak siapa? Masih belum ketahuan,sodara-sodara.
The Meg baru benar-benar terlihat ketika Jonas dipaksa datang untuk menyelamatkan para kru yang terjebak di dasar laut,karena kapal mereka rusak. Janjian kali ya mereka berdua?
Untuk durasi film selama hampir dua jam,saya sempat ragu,kok kayaknya endingnya dibagi dalam beberapa sesi ya? Serius,saya kecele karena sering mikir "oh,udah mau abis nih.." ternyata masih panjang filmnya.
Klo ada yang mikir film ini versi modern nya Jaws,saya setuju sih..Karena ceritanya memang ga jauh dari ikan hiu ganas yang menyerang manusia.
Saya pribadi mikir,manusia dapat pelajaran apa dari film ini?
Seringnya,saya malah emosi tiap nonton film dengan kisah tentang hewan melawan manusia. Please deh, hewan tuh ga kurang kerjaan juga lho berantem sama manusia..Mereka sibuk bertahan hidup.
Tiap nonton Godzila,saya sedih. Begitu juga ketika nonton The Meg. Manusia tuh serakah. Mengganggu ekosistem dan merusak alam,habis itu sibuk membela diri ketika alam berbalik melawan.
Ada adegan ketika kru Mana One menemukan puing kapal nelayan yang diserang oleh The Meg,salah satu kru menunjuk hiu-hiu kecil yang mati mengapung. Dikepala saya,saya dengan polosnya mikir itu karena ulah The Meg. Sampai kemudian ada dialog yang mengatakan " Mereka (nelayan) menangkap hiu-hiu kecil itu,memotong siripnya,lalu melepaskannya kembali ke laut. Hanya demi semangkok sop." Ente paham maksudnya?? Para nelayan itu menangkapi hiu untuk diambil siripnya dan dibuat sop sirip ikan hiu yang harganya mahal itu!! Bahhh,mati saja kalian..>__<
Kenapa dalam setiap cerita kayak gini,hewannya harus mati,sih?
Godzila mati,The Meg mati.
Bukankah hidup ini ga adil,kawan??
Jangan berharap banyak dari review saya ya,gengs..maklum review dari hati ini.
Salam damai
Komentar
Posting Komentar