Review Film Ayat-Ayat Cinta 2


Holaaa..Selamat tahun baru buat semuanya. Ga berasa sudah 2018 aja yakss. Tambah tua kitah
Akhir tahun 2017 lalu,pas jatuh hari minggu,saya dan pasangan memutuskan untuk nonton bioskop ketimbang macet-macetan nyari spot buat nonton kembang api. Secara tau lah ya..meski libur panjang bertepatan dengan anak sekolah liburan juga,macet tuh teteup aja dimana-mana.Makanya saya dan doi memilih nongkrong syantiik di mall Tangerang City,dan langsung lanjut nonton di XXI dengan jam pemutaran paling akhir,21.50 WIB
Setelah hampir 10 tahun launching Ayat-Ayat Cinta session pertama,akhirnya saya bisa nonton lagi yang keduanya. Sebelum nonton memang sempat nyari spoiler dulu dari Google,dan meski banyak yang memuji,tapi jumlah yang memberi kritik juga ga sedikit.Dan saya memang bukan pembaca novelnya langsung,hanya penikmat filmnya saja,jadi review saya cuma berdasarkan pandangan pribadi saya ya..
Susunan pemain memang banyak berubah dari seri yang pertama,tapi filmnya sendiri tetap bisa dinikmati meski kita ga sempat atau belum pernah menonton sebelumnya. Pemeran utama pria masih Fedi Nuril (Fahri),tapi sosok Aisha yang sebelumnya diperankan oleh Rianti Cartwright kini digantikan oleh Dewi Sandra. Dan hadir pula wajah-wajah cantik baru yang memeriahkan layar sekaligus calon-calon istri baru Fahri..^_^. Ada Tatjana Saphira (Hulya),sepupu Aisha yang cantik,dan ada Chelsea Islan (Keira) tetangga cantik Fahri yang punya talenta hebat sebagai pemain biola.
Banyak orang mempertanyakan kekayaan Fahri yang tampak tidak ada habisnya difilm ini.Meski dikisahkan Fahri hanya bekerja sebagai dosen di universitas ternama di Edinburgh,Skotlandia,dan memiliki mini market. Tapi dia bisa membeli kembali rumah nenek Yahudi tetangganya yang dijual oleh anaknya sendiri,dan bahkan memanggil guru biola legendaris untuk melatih Keira.Uang dari mana?Klo kalian menyimak film pertamanya,dan kalimat-kalimat yang terlontar sepanjang film ini,kalian pasti sadar.Bahwa Aisha adalah keturunan keluarga yang kaya. Dan bisnis yang dikelola oleh Fahri sepeninggal Aisha,bukan hanya satu dua. Hulya (Tatjana Saphira) sempat menyebut bahwa usaha Fahri tersebar di beberapa tempat di Inggris.
Menurut saya untuk film kedua ini,lokasi syutingnya lebih wah dibanding sebelumnya. Tahu sendiri lah,Inggris punya setting lokasi yang luar biasa indah.
Dikisahkan setelah beberapa tahun menikah,Aisha sempat dua kali hamil dan keguguran,hal tersebut membuatnya sulit untuk memiliki keturunan kembali. Aisha yang sedih akhirnya menerima ajakan temannya  untuk membantu  di negara tempat terjadinya konflik. Hal itu pula yang pada akhirnya membuat Fahri kehilangan jejak sang istri.
Sibuk menjadi dosen tidak membuat Fahri melupakan Aisha,dia masih menunggu dan berharap Aisha kembali meski tipis kemungkinannya.Kehidupannya pun ramai dengan perhatian dari mahasiswi-mahasiswi cantik yang mengaguminya. Bagaimana tidak?sebagai laki-laki Fahri bisa disebut sempurna. Dia tampan,baik hati,mapan,dan taat beragama. Saya sendiri meragukan apakah dia benar manusia? Hehe..
Fahri bahkan membawa seorang perempuan misterius yang disangka gelandangan oleh polisi Inggris karena berliaran di jalanan tanpa tujuan,ke rumahnya dan menjadikannya asisten rumah tangga bernama Sabina.Paket sempurna itu pula yang membuat Hulya terpikat pada sosok suami dari sepupunya sendiri.Bahkan pada akhirnya keluarga besar Aisha mengikhlaskan dan berusaha menjodohkannya dengan sepupunya,Hulya.
Siapa bilang kehidupan seorang manusia yang taat pada Tuhannya akan mudah saja? Saya sudah melihat konflik dalam hidup Fahri dan Aisha sejak film pertama yang menguji iman mereka. Mulai dari Fahri yang dituduh memperkosa dan harus dipenjarakan,sampai Aisha yang harus merelakan berbagi suami. Di sesi yang kedua ini,mereka kembali mengalami ujian yang luar biasa. Seandainya pun Aisha tidak memilih pergi membantu temannya,saya ragu kehidupannya bersama Fahri akan damai-damai saja. Kenyataan bahwa dia sulit untuk hamil lagi sudah merupakan pukulan besar bagi Aisha.Meski dia menjadi satu-satunya istri Fahri saat itu.
Lalu keputusan Fahri yang akhirnya berusaha merelakan kepergian Aisha,dan menikahi Hulya pun saya pikir tidaklah mudah. Mengikhlaskan seseorang yang kita cintai sepenuh hati tanpa kepastian akan hidup dan matinya,saya yakin sangatlah perih.
Belum lagi adegan ketika Aisha yang merusak dirinya sendiri demi menjaga kehormatannya sebagai seorang istri,benar-benar membuat saya dan pasangan merinding.Saya pribadi beranggapan perbuatan menyakiti diri sendiri tidaklah dibenarkan oleh Tuhan. Tapi dalam kasus Aisha,mungkin Tuhan memberi pengecualian.
Lagu-lagu yang dipilih sebagai soundtrack film ini pun benar-benar bisa mewakili perasaan para tokohnya. Bulan dikekang malam yang dibawakan oleh Rossa,mengiringi adegan pernikahan Fahri dengan Hulya,menggambarkan hancurnya perasaan Aisha yang menyamar sebagai Sabina. Dan saya menangis bersama Aisha di situ. Sumpah..sedih banget dengarnya.
Meski Aisha akhirnya kembali bersama Fahri sebagai istri satu-satunya,jalan yang mereka tempuh tidaklah mudah.
Pasangan saya meledek" Sengaja ya,ajak nonton film ini?" dan saya cuma senyum aja. Saya bilang padanya,seperti Aisha yang sempat merelakan Fahri untuk wanita lainnya,saya akan melakukan hal yang sama demi kebahagiaannya.
Cuss deh yang belum nonton,segera mampir ke bioskop ya..



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Review Online Shop Branded 9to9: Niatnya Cari Yang Mudah

Review Film Nymphomaniac

Ngabisin Duit Buat Es Krim Haagen Dazs *Review*