Part 1 Adaptasi Perlahan

Ada banyak cara orang untuk mengatasi kehilangan. Dan aku memilih menuliskannya sebagai caraku menghadapi kenyataan.Karena sekuat apa pun mencoba,rasa sakit tidak akan hilang begitu saja. Dan semua orang bijak mengatakan,kelak waktu yang akan membantu memulihkannya. I hope so..
Masih ingat banget,ketika pertikaian dulu bersamamu karena sifat keras kepalaku. Kamu bisa meneteskan air mata karena aku. Dan semalam,ketika untuk sekian kalinya kita bahas tentang masa depan hubungan ini,kamu kembali meneteskan air mata untukku. Pembicaraan kita sebelum-sebelumnya memang tidak pernah seserius ini,kita selalu menyisipkan dengan canda dan memilih mengakhiri tanpa keputusan apa pun. Tapi semakin ke sini,aku sadar kamu mungkin mulai gerah dengan keadaan ini. Teman-teman seusiamu sudah banyak yang menikah dan memiliki anak,sementara kamu dan aku sudah berkali menghadiri pesta hanya sebagai tamu. Aku tahu,kamu pasti menginginkan membangun sebuah keluarga. Jika aku yang perempuan saja merasakan sentilan rasa mau,apalagi kamu..Ketika seluruh hidupmu sudah kamu tata sedemikian rupa,maka pernikahan adalah satu tujuan saja yang belum kamu miliki. Kamu sudah memiliki semua kemampuan untuk membangun keluargamu sendiri..Yang mungkin menimbulkan rasa iri bagi lelaki lain yang sebaya denganmu tapi masih memikirkan biaya untuk menikah. Kamu sudah mampu membayar pernikahanmu sendiri.
Pembicaraan kita semalam,menghadirkan air mata yang rasanya lebih pedih dibandingkan sebelumnya. Aku sudah berusaha untuk tegar,memilih kata-kataku dengan baik,dan berusaha tidak menangis. Tapi merasakan isakmu dalam pelukanku,runtuhlah semua pertahananku..Aku hancur. Dan aku tahu,kamu merasakan hal yang sama.
Maaf,aku sudah membawamu sejauh ini hanya untuk melepaskanmu kembali. Aku ingin berjuang,tapi kamu membatasi dengan peraturanmu sendiri. Syarat yang tidak bisa aku tembus bagaimana pun caranya.
Hari ini,aku masih belum bisa move on dari kejadian semalam. Dengan mata yang sembab,dan hati yang berdarah-darah >O< aku tetap harus menghadapi hidup. Orang patah hati masih tetap butuh makan untuk hidup,kan?Hehe..
Kamu bilang,tangisan semalam bukanlah perpisahan kita. Kamu masih ingin bersamaku,hingga tiba saatnya keluargamu turun tangan memaksa pernikahanmu. Dan aku kehabisan kata. Aku tidak ingin kehilanganmu,tapi memaksa tetap bersama pun tidak akan mengubah kenyataan bahwa pada akhirnya kita akan tetap berpisah.
Pilihanku,adalah tetap di sisimu meski sepahit apa pun empedu perpisahan yang harus kutelan nanti. Mencintai seseorang,memang terbukti membuat logika dan akal sehat tidak berfungsi..Dan jujur,aku memilih jadi bodoh terlalu lama sejak bersamamu. Cinta,harusnya tidak sesulit ini..
Kamu,akan selalu jadi ingatan paling indah sekaligus paling perih.
Ini tuh ibaratnya,nemu barang bagus trus direbut orang,hiks..Di mana lagi coba,saya nemu  cowo sebaik ini? Lelaki ini,adalah lelaki paling baik dan hangat yang pernah saya kenal. Lelaki yang ga segan memijat kaki saya ketika saya letih,dan memanjakan saya ketika saya kumat gilanya..
Saya akan sering ngomong ngaco belakangan ini,karena sedang dalam proses pemulihan,hihi..
Cheers.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Review Online Shop Branded 9to9: Niatnya Cari Yang Mudah

Review Film Nymphomaniac

Ngabisin Duit Buat Es Krim Haagen Dazs *Review*