Harusnya Cinta Memberi,Bukan Meminta Pengorbanan

Ladies,gimana rasanya dilamar??
Pasti seneng banget ya..ada yang menangis terharu,ada yang senyum lebar banget sampai bibirnya hampir ke telinga.Rasanya,mungkin bakalan sulit diungkapkan dengan kata.Bener ga?
Semalam,saya baru saja diajak nikah sama pasangan saya selama lebih dari 5 tahun belakangan ini.\^O^/..Dan saya nangis. Beneran nangis..Rasanya,jujur campur aduk. Saya bahagia,sekaligus sedih secara bersamaan. Seperti menemukan harta karun,dan harus melepaskannya saat itu juga. Kenapa?
Pasangan saya adalah pria yang berbeda keyakinan dengan saya. Dan hingga detik ini,kami masing-masing masih tetap teguh pada keputusan untuk memeluk keyakinan sendiri.Gimana mau nikah?
Bisa aja sih,kan banyak kasus pernikahan beda agama yang marak terjadi belakangan ini,sis..Yup,itu memang benar. Sayangnya,pasangan saya tidak menginginkan seperti itu. Dia menginginkan pasangan yang satu agama dalam ikatan pernikahan. Sementara dari pihak saya pribadi,agama adalah kebebasan individu yang tidak boleh dipaksakan. Intinya,keluarga saya tidak keberatan dengan pernikahan beda agama.Sedang bagi keluarga besarnya,pernikahan beda agama adalah aib. Mau sampai kapan saya dan dia adu urat soal ini?
Selama 5 tahun ini,hubungan saya seperti orang backstreet. Keluarga saya tahu keberadaannya,sementara keluarganya hanya tahu saya ada tapi bukanlah sosok untuk diseriusi.
Ketika tiba dititik ini,saya merasa sangat lelah. Setelah perjalanan panjang,meski sebelumnya sudah disadari,pada akhirnya saya harus memilih untuk melepaskannya. Kenapa bisa semudah itu? Apakah tidak dalam rasa yang selama ini saya miliki? Siapa bilang?? Semua ini tidak mudah buat saya. Sama sekali tidak.
Ketika biasanya,perempuan dilanda euforia sehabis dilamar dan sibuk mulai persiapan untuk menikah,saya malah sibuk mulai memikirkan bagaimana caranya untuk segera melepaskan dia. Dia punya hak untuk bahagia,meski tidak bersama saya. Sampai dititik ini,saya masih belum tahu apa yang harus saya lakukan. Saya sudah menolaknya semalam jika dia masih tetap pada keputusannya. Tapi dia meminta saya mencoba,meminta saya melepaskan apa yang saya yakini selama ini. Apakah ini benar cinta?
Harusnya cinta memberi,bukan meminta pengorbanan.
Saya mencintainya,tapi tidak cukup untuk membuat saya melepaskan keyakinan saya saat ini. Meski dia berjanji,pernikahan kami akan membuatnya menyerahkan seluruh hidup dan setianya pada saya. Dan tidak akan pernah membuat saya menyesal. Saya masih tidak bisa. Kebersamaan kami selama ini,sangat mungkin menyeret saya ke neraka. Tapi saya merelakannya,karena rasa yang saya punya buat dia. Apakah itu masih kurang untuk menunjukan besar rasa yang saya miliki?
Saya menanyakan padanya,apakah dia ragu saya tidak bisa mendampinginya sebaik semua perempuan yang satu agama dengannya? Apakah saya tidak akan mengurus keluarganya sebaik yang akan dilakukan semua perempuan yang satu agama dengannya? Apakah agama saya ,membuat saya tidak sempurna untuknya?
Entah esok atau lusa,entah bagaimana akhir hubungan ini..

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Review Online Shop Branded 9to9: Niatnya Cari Yang Mudah

Review Film Nymphomaniac

Ngabisin Duit Buat Es Krim Haagen Dazs *Review*