Jadi Baik dan Serupa Agar Ditemani

Merasa akrab dengan tema yang saya pilih kali ini?
Yups..saya yakin,kita semua hampir pasti menemui hal ini setiap hari ya,girls. Entah di kantor atau pun dalam lingkup pergaulan kita setiap hari. Agak miris,ketika motto Be yourself ramai digaungkan di mana-mana,tetapi fakta dilapangan malah bicara sebaliknya. Ketika kita jadi diri sendiri,kebanyakan orang malah tidak suka. Mereka yang tampil berbeda,dijauhi karena dianggap tidak serupa. Dan orang pun berlomba-lomba untuk tampil sama dengan si A atau si B.
Saya pribadi,sering dianggap aneh dan ga punya perasaan sama teman-teman saya bahkan oleh mereka yang terdekat sekali pun. Mereka menganggap aneh kebiasaan saya yang lebih suka kemana-mana sendiri,males berinteraksi dan lebih suka asyik ga jelas dengan dunia saya sendiri. Mereka memandang saya makhluk dengan empati yang rendah,ketika yang lain meneteskan air mata mendengar kabar kematian anggota keluarga temannya,sementara saya cuma mendengarkan dan senyum tipis saja. Dan saya lebih mudah meneteskan air mata ketika mendengar atau melihat kematian dari binatang dibandingkan manusia. Saya dibilang ga punya darah dan air mata.>O< Vampire kali eikeh
Ketika saya memilih menutup telinga dengan ear phone,dari pada mendengarkan rekan kantor menceritakan kisah yang sama dengan orang berbeda. Itu semua menjadikan saya berbeda dengan sekitar saya. Itu semua membuat saya hanya punya teman yang jumlahnya kurang dari jumlah jari disatu tangan.
Saya cuma ga suka jadi sama dengan semua orang. Saya cuma ga suka,ditemani hanya karena saya menjadi seperti yang diinginkan sekitar saya. Ketawa-ketiwi pada hal yang sebenarnya saya ga suka. Menghabiskan waktu untuk hal yang ga ada gunanya.
Saya melihat hal ini sepanjang waktu,betapa keras usaha orang di sekitar saya agar disukai. Agar dianggap famous atau kekinian. Atau menolak disebut tua,dengan memaksa gabung dengan kumpulan yang tidak seumuran hanya agar dibilang gaul. Tidak ada salahnya sebenarnya,jika kita main dengan mereka yang tidak seumuran dengan kita. Itung-itung memperluas wawasan juga,sih..Tapi,jika terlalu lama dan didalami hal itu justru bisa bikin otak kita tumpul. Kenapa? Karena otak diasah dengan aktifitas dan kebiasaan setiap harinya. Klo kebiasaan kita setiap hari cuma ngobrolin hal-hal up to date tentang hidup orang lain,tentang hal-hal yang menghabiskan uang tanpa manfaat jelas,apa yakin kita bisa jadi lebih cerdas? Tapi cerdas tanpa empati juga kan ga baik? Memang,empati itu perlu..Agar kita bisa menempatkan diri dengan baik. Tapi perlu diingat juga,harusnya empati itu datang dari diri sendiri,bukan karena dipancing situasi.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Review Online Shop Branded 9to9: Niatnya Cari Yang Mudah

Review Film Nymphomaniac

Ngabisin Duit Buat Es Krim Haagen Dazs *Review*