Dipaksa Nabung Demi Masa Depan
Bagaimana rasanya,ketika tiba-tiba harus pergi meninggalkan semua yang kita cintai di dunia??
Katanya,ketika tiba waktunya untuk kita kembali pada pencipta,berarti sudah selesai segala urusan kita dengan dunia ini..Tidak peduli secinta apa pun kita pada apa yang telah kita tinggal,kita tetap tidak bisa merubah keputusan Tuhan memanggil kita pulang. Segalanya selesai ketika nafas terakhir kita berhembus.
Jika dipikirkan,ya..semuanya usai disitu. Kita tidak lagi perlu memusingkan apa pun. Tapi,apa benar bisa semudah itu?
Jujur,sebagai single fighter saya rasanya tidak bisa pergi semudah itu..Ada beberapa orang yang terus menerus saya pikirkan bagaimana jadinya mereka kelak ketika kontrak saya di dunia ini habis? Apakah ini karena saya tidak yakin pada Tuhan,bahwa Dia akan menjaga semuanya baik-baik saja sepeninggal saya? Nowp..tidak seperti itu. Karena pada dasarnya,saya sangat percaya bahwa semua hal baik yang terjadi pada saya hingga hari ini adalah karena kuasa Tuhan. Dia lah yang memampukan saya bertahan hingga sejauh ini.
Lalu,kenapa saya kuatir? Ada beberapa hal yang tidak bisa dijelaskan dengan kata. Tapi,setidaknya saya ingin meski saya harus pergi,minimal kepergian saya tidak terlalu berdampak besar bagi mereka yang saya tinggalkan. Bagaimana caranya? Awalnya saya terpaku pada pemikiran,bahwa saya harus rajin menabung penghasilan saya setiap bulan. Tetapi,sebagai perempuan ada saja godaan yang membuat saya pada akhirnya malah sering sekali menghamburkan uang tabungan. Ditambah,cara saya memanjakan orang yang saya sayangi a.k.a bahasa cinta saya adalah dengan memberikan barang. Makin boros aja hidup saya >_<
Makin ke sini,umur makin nambah,yang dipikirkan makin banyak..saya harus gerak cepat dan memutuskan langkah terbaik untuk melindungi keluarga saya jika saya pergi. Melindungi dalam hal finansial,tepatnya. Jadi,ketika saya tutup usia nanti,minimal ada sekian rupiah yang bisa saya tinggalkan buat mereka. Sebagai tulang punggung,saya tidak ingin keluarga saya terkena dampak yang bisa memukul mereka secara dahsyat.
Akhirnya saya memutuskan untuk ikut asuransi,bukan karena saya agen asuransi juga ya...,tapi ini adalah langkah paling pas buat saya. Asuransi adalah tabungan dengan sifat memaksa yang bikin saya mau ga mau harus konsisten nabung. Dan saya dapat jaminan nilai tunai dari uang yang saya simpan,selayaknya bank. Ditambah,uang pertanggungan jika saya tutup usia..kasarnya,saya mati aja menghasilkan uang gitu lho. Haiisstt...
Paling tidak,cara ini bikin saya lebih tenang ya.
Katanya,ketika tiba waktunya untuk kita kembali pada pencipta,berarti sudah selesai segala urusan kita dengan dunia ini..Tidak peduli secinta apa pun kita pada apa yang telah kita tinggal,kita tetap tidak bisa merubah keputusan Tuhan memanggil kita pulang. Segalanya selesai ketika nafas terakhir kita berhembus.
Jika dipikirkan,ya..semuanya usai disitu. Kita tidak lagi perlu memusingkan apa pun. Tapi,apa benar bisa semudah itu?
Jujur,sebagai single fighter saya rasanya tidak bisa pergi semudah itu..Ada beberapa orang yang terus menerus saya pikirkan bagaimana jadinya mereka kelak ketika kontrak saya di dunia ini habis? Apakah ini karena saya tidak yakin pada Tuhan,bahwa Dia akan menjaga semuanya baik-baik saja sepeninggal saya? Nowp..tidak seperti itu. Karena pada dasarnya,saya sangat percaya bahwa semua hal baik yang terjadi pada saya hingga hari ini adalah karena kuasa Tuhan. Dia lah yang memampukan saya bertahan hingga sejauh ini.
Lalu,kenapa saya kuatir? Ada beberapa hal yang tidak bisa dijelaskan dengan kata. Tapi,setidaknya saya ingin meski saya harus pergi,minimal kepergian saya tidak terlalu berdampak besar bagi mereka yang saya tinggalkan. Bagaimana caranya? Awalnya saya terpaku pada pemikiran,bahwa saya harus rajin menabung penghasilan saya setiap bulan. Tetapi,sebagai perempuan ada saja godaan yang membuat saya pada akhirnya malah sering sekali menghamburkan uang tabungan. Ditambah,cara saya memanjakan orang yang saya sayangi a.k.a bahasa cinta saya adalah dengan memberikan barang. Makin boros aja hidup saya >_<
Makin ke sini,umur makin nambah,yang dipikirkan makin banyak..saya harus gerak cepat dan memutuskan langkah terbaik untuk melindungi keluarga saya jika saya pergi. Melindungi dalam hal finansial,tepatnya. Jadi,ketika saya tutup usia nanti,minimal ada sekian rupiah yang bisa saya tinggalkan buat mereka. Sebagai tulang punggung,saya tidak ingin keluarga saya terkena dampak yang bisa memukul mereka secara dahsyat.
Akhirnya saya memutuskan untuk ikut asuransi,bukan karena saya agen asuransi juga ya...,tapi ini adalah langkah paling pas buat saya. Asuransi adalah tabungan dengan sifat memaksa yang bikin saya mau ga mau harus konsisten nabung. Dan saya dapat jaminan nilai tunai dari uang yang saya simpan,selayaknya bank. Ditambah,uang pertanggungan jika saya tutup usia..kasarnya,saya mati aja menghasilkan uang gitu lho. Haiisstt...
Paling tidak,cara ini bikin saya lebih tenang ya.
Komentar
Posting Komentar