Hidup Tidak Mengatur Kamu Jadi Siapa

Belakangan ini lebih sering nonton drama korea yang bergenre thriler atau tentang pembunuhan gitu,ketimbang yang romantis ala-ala While You Were Sleeping yang lagi booming karena ada Lee Jong Suk-nya. Berasa udah tua ya,sis?Hehe..Ga gitu sih,tapi ada benernya juga*ngaku dah*
Ga tahu kenapa,dari umur masuk akil balik saya agak males nonton film romantis atau baca novel yang manis-manis ala Le Minerale ^_^ Menurut saya,genre romantis tuh ga masuk di akal saya. Terlalu maksa. Klo ga percaya,coba aja deh pada hunting film romantis dan novelnya. Dijamin,situ pada baper abis situ kesel..Kenapa? karena terlalu banyak sisi jomplangnya dengan kehidupan nyata yang kalian alami.Bener ga?
Alasan itulah yang mendasari saya lebih suka novel dari Lisa jackson,Beverly Barton dan kawan-kawannya. Lebih masuk diakal dan membumi.Dan setelah berhasil move on dari ahjusi Gong Yoo yang memaksa saya nonton filmya sampai habis karena karakternya yang mateng dan berkarisma itu,saya tergila-tergila nonton drakor baru seperti Defendant,Criminal Crime dan Voice.
Tiga drakor yang saya sebutin tadi tuh punya garis cerita yang mirip,sama-sama berkisah tentang dunia kejahatan dan para penegak keadilan seperti jaksa dan polisi. Dan setelah menontonnya,saya selalu berpikir,bahwa sedikit banyak kisah di dalamnya bisa diambil pelajaran bagi para penontonnya.
Di drakor Defendant,kisahnya menceritakan seorang jaksa yang konsisten ingin membuktikan kebenaran yang dia ketahui meski untuk itu dia harus kehilangan istrinya bahkan kebebasannya.Doi harus dipenjara karena tuduhan membunuh sang istri. Apa dia berhenti berjuang setelah masuk penjara? Ga tuh..dengan kepercayaan dan keyakinannya dia tetap berusaha membuktikan ketidakbersalahannya. Dia ga menyerah begitu saja dengan keadaan.
Lalu di Criminal Crime,kita bisa belajar banyak tentang profiling alias analisa profil atau karakter dari seseorang. Kalian tahu,guys? Setiap tindakan seseorang,biasanya didasari atas sesuatu. Suatu peristiwa tidak terjadi begitu saja. Dan kebanyakan,manusia melakukan sesuatu yang jahat pada orang lain sebagai pembalasan dari apa yang mereka sendiri alami sebelumnya. Buat saya,ini semacam menyerah pada hidup ya? Seseorang yang diperlakukan dengan tidak baik oleh anggota keluarga ketika kecil,punya potensi membalas dendam pada orang lain ketika dewasa. Apa itu semacam pelarian? Karena ketika kecil dia tidak dapat membela dirinya sendiri,atau bahkan tidak ada orang lain yang mau mengulurkan tangan untuk membantu?
Untuk Voice,karena saya belum selesai nonton serinya,saya belum bisa menyimpulkan terlalu jauh. Tapi sepanjang pengamatan saya yang tidak kompeten ini>_<, saya selalu yakin bahwa hidup tidak mengatur kita harus tumbuh jadi apa. Hidup yang baik ketika kita kecil,tidak menjamin akan tetap sama ketika kita beranjak dewasa. Begitu pun sebaliknya,ketika kita begitu sulit melewati masa kecil kita,jangan jadi alasan untuk besar sebagai pecundang. Ini hidup kita,harusnya kita yang menentukan kita ingin jadi seperti apa. Jangan menyerah dengan bully,jangan menyerah dengan masa lalu sekelam apa pun yang kita pernah lewati.
 See ya..

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Review Online Shop Branded 9to9: Niatnya Cari Yang Mudah

Review Film Nymphomaniac

Ngabisin Duit Buat Es Krim Haagen Dazs *Review*