Kalau Kata Astrid,Aku Bisa Apa?
Mengenali seseorang begitu dalam,hingga tahu seperti apa keputusan yang akan dia buat berkenaan dengan diri anda,kadang menakutkan. Tapi,ibarat menerima bahwa sesulit apapun keadaannya matahari akan tetap terbit esok hari,seperti itulah kira-kira kita harus menerima kenyataan.
Ketika aku memulai tahun ini,ga terpikir aku akan mengambil keputusan seperti ini. Tapi,who knows lah, ya??
Segala sesuatu bisa terjadi ketika jarum jam bergeser.Bahkan ketika kita mengedipkan mata.
Aku memasuki tahun yang baru dengan harapan hubungan kita akan tetap berjalan baik seperti biasa. Tapi di pertengahan tahun ini,aku semakin menyadari tidak baik menahanmu lebih lama lagi. Apalagi ketika kulihat semakin kamu menginginkan ada yang mendampingimu,bukan sekedar untuk jalan makan bareng saja. Tetapi juga yang ada untuk menyuruhmu segera terlelap bersamanya,dan yang akan menyuruhmu bangun untuk salat subuh sebelum memulai hari.
Semalam,aku memandangi sosokmu yang tengah terlelap. Kamu selalu saja mengantuk bila bersamaku. Dan karena aku ingin menikmati waktu sebaik-baiknya menjelang perpisahan kita,aku membiarkanmu untuk tetap tidur,meski biasanya aku akan mendongkol karena harusnya kita keluar untuk malam mingguan kayak abegeh.Meski itu berarti cuma keluar untuk makan lalu pulang lagi. Dan menghabiskan malam dengan mengoceh ga karuan berdua di rumah. Kamu,adalah sosok yang sama,yang kukenal selama ini. Cara tidurmu yang lelap,dengkurmu yang khas.Dan igauan yang kadang sesekali terdengar. Semua itu kukenali dengan baik.Aku memandangi wajahmu,bulu matamu yang lentik,alis yang lebat yang bikin aku iri,dan bibir yang seksi ^_^ Ahh..aku mendesah. Aku akan sangat merindukan pemandangan ini nanti. Kamu yang bergelung di dekatku,tampak nyaman dan lelap.Belum-belum aku sudah disesaki rasa rindu.
Aku bisa apa??
Saat ini,aku berusaha menghabiskan jatah galauku tentang kamu. Aku berduka dan melamun sebanyak yang aku bisa,sesering yang aku sempat. Agar aku jauh lebih siap ketika saatnya tiba. Aku banyak mengingatmu,menuliskan tentangmu. Supaya ketika suatu waktu aku merindumu,aku bisa mengenangmu kembali lewat kisah yang aku tulis. Aku bisa mengingat kembali,bahwa aku pernah mencintai sedalam ini.
Jika saja mau bersikap tak peduli,aku bisa mengabaikan keadaan kita. Tapi salah seorang sahabat terdekatku meminta agar aku tidak egois. Selain memikirkan perasaanku,aku juga harus memikirkan perasaanmu. Bukankah kamu berhak bahagia meski tidak denganku??
Belum,aku belum menangis sebanyak kali pertama aku kehilanganmu dulu..hanya sesekali aku berkaca-kaca ketika memikirkanmu dan tanpa hadirmu dalam hidupku kelak. Lebih seringnya,aku berusaha menghalau pilu dengan menyibukan diri. Nanti,ini adalah cara yang akan selalu aku pakai untuk menepikan bayangmu dari pikirku. Dulu,aku pernah begitu terluka karena pergimu. Sepi,dan sakit itu melukai tanpa bisa berhenti. Aku hilang arah dan kesepian tanpa kamu beberapa waktu lamanya. Hingga kamu kembali datang,dan menawarkan kebersamaan yang terasa bagai lingkaran setan.
Aku malu sebenarnya..terus berkubang dengan kisah yang sama. Tapi,bukankah cinta memang sebegitu ironinya?? Tanpa perduli betapa sudah banyaknya usia,dan betapa sudah jauhnya melangkah.Cinta,akan selalu membuat kita buta dan kehilangan logika dengan caranya
Komentar
Posting Komentar