Cinta Punya Masa Expired
Siapa bilang,cinta bisa bertahan selamanya? Buat saya,itu hanya definisi dari mereka yang lahirnya mungkin langsung dewasa,ga merasakan jadi bayi atau balita..^__^
Untuk mereka yang merasakan masa transisi selama hidupnya,akan menyadari dengan jelas bahwa setiap fase hidup punya definisi dan masa berlaku cinta yang berbeda.
Ketika masih sekolah dasar,saya belum naksir siapa pun sampai sekitar kelas enam menjelang kelulusan. Meskipun sejak dua tahun sebelumnya, teman-teman sekelas udah heboh comblangin saya dengan seorang cowoq paling judes yang saya kenal sampai saat ini. Serius,saya ga bohong soal frasa terakhir..Cowoq ini adalah sosok laki-laki yang ampun banget judesnya sama ceweq. Untungnya ga cuma sama saya doang,jadi saya ga baperan karena itu.
Layaknya anak sekolah dasar,fokus saya masih asyik main-main dan cari posisi aman sebagai anggota geng,hehe..Ditambah lagi saya punya beberapa teman dekat cowoq. Saya sama sekali ga sadar soal ketertarikan terhadap lawan jenis. Dan pas semakin dekat waktu kelulusan,saya baru mulai ngeh bahwa cowoq judes ini ternyata-katanya,sih-naksir saya...omigod. Drama banget deh,ini.
Oke,jujur cowoq bernama Aris ini memang ga bisa diabaikan. Doi pintar,sebelum saya merebut peringkat satu,doi yang jadi juara kelas. Secara fisik,dia punya wajah dingin tapi cakep buat ceweq-ceweq seumuran saya saat itu. Kamu bisa bayangin Nicholas Saputra tanpa senyum. Tinggi,cuek dan dinginnya dapet. Cucok lah..saya fix mulai naksir. Dan seperti yang diketahui,definisi cinta saya saat itu bisa disebut cinta monyet. Cinta yang dialami oleh hampir semua orang diusia yang masih muda alias ababil macam saya.
Perasaan saya dan doi tidak cukup membuat kami jadian sebagai pacar,kami hanya sekedar bertemu dan ngobrol singkat setiap kali. Malah bisa dibilang,perasaan saya perlahan datar pada doi. Cinta monyet tidak bertahan lama,tapi juga tidak terlupakan sepanjang hidup. Kalian akan bisa mengingatnya terus-menerus.
Kehidupan romantis tidak saya alami dimasa SMP karena saya asyik dengan hubungan pertemanan dengan sesama anggota organisasi.Selama tiga tahun,saya sibuk jadi anggota pramuka dan senior yang mengurusi tetek bengek acara organisasi. Di sini juga saya bertemu dengan cowoq yang jadi sahabat saya sampai sekarang. Meski sering dicomblangin supaya kami jadian,allhamdulilah saya dan doi awet sebagai teman selama lebih dari 15 tahun ini.
Ketika masuk sekolah menengah atas,saya baru menemukan seseorang yang akhirnya jadi pasangan saya selama beberapa tahun. Perasaan yang saya punya,berbeda dengan cinta monyet. Lebih serius,tapi terasa tidak terlalu serius hingga saya sampai mau mati demi dia.Selama kurang lebih tujuh tahun,saya bertahan dengan rasa yang kadang tinggi kadang padam padanya. Saya melakukan sesuatu yang bisa dibilang ekstrem saat saya bersamanya. Memutuskan sesuatu yang berakibat jangka panjang bagi hidup saya. Sebagai manusia sekaligus sebagai seorang perempuan. Saya pernah merasa sangat cinta,pernah pula merasa muak. Pernah berpikir ingin hidup bersamanya selamanya,tapi pernah pula merasa menyesal mengenalnya.
Saat saya memutuskan mengakhiri hubungan,saya tidak merasakan apa pun untuknya. Sebut saya pengkhianat,karena kebetulan saya sudah menemukan penggantinya dengan cepat. Perasaan saya expired setelah hampir delapan tahun.
Sekarang,saya menemukan seseorang yang buat saya kagum,dan merasa jatuh hati,dan disaat bersamaan keinginan untuk memilikinya sampai akhir hayat. Sekaligus rasa rela jika pada akhirnya saya harus kehilangan,setelah hampir tujuh tahun di sisinya. Ini definisi cinta paling tinggi yang bisa saya pahami saat ini.
See,cinta punya masa berlaku berbeda bagi setiap orang di setiap jenjang usia dan rentang waktu..
Untuk mereka yang merasakan masa transisi selama hidupnya,akan menyadari dengan jelas bahwa setiap fase hidup punya definisi dan masa berlaku cinta yang berbeda.
Ketika masih sekolah dasar,saya belum naksir siapa pun sampai sekitar kelas enam menjelang kelulusan. Meskipun sejak dua tahun sebelumnya, teman-teman sekelas udah heboh comblangin saya dengan seorang cowoq paling judes yang saya kenal sampai saat ini. Serius,saya ga bohong soal frasa terakhir..Cowoq ini adalah sosok laki-laki yang ampun banget judesnya sama ceweq. Untungnya ga cuma sama saya doang,jadi saya ga baperan karena itu.
Layaknya anak sekolah dasar,fokus saya masih asyik main-main dan cari posisi aman sebagai anggota geng,hehe..Ditambah lagi saya punya beberapa teman dekat cowoq. Saya sama sekali ga sadar soal ketertarikan terhadap lawan jenis. Dan pas semakin dekat waktu kelulusan,saya baru mulai ngeh bahwa cowoq judes ini ternyata-katanya,sih-naksir saya...omigod. Drama banget deh,ini.
Oke,jujur cowoq bernama Aris ini memang ga bisa diabaikan. Doi pintar,sebelum saya merebut peringkat satu,doi yang jadi juara kelas. Secara fisik,dia punya wajah dingin tapi cakep buat ceweq-ceweq seumuran saya saat itu. Kamu bisa bayangin Nicholas Saputra tanpa senyum. Tinggi,cuek dan dinginnya dapet. Cucok lah..saya fix mulai naksir. Dan seperti yang diketahui,definisi cinta saya saat itu bisa disebut cinta monyet. Cinta yang dialami oleh hampir semua orang diusia yang masih muda alias ababil macam saya.
Perasaan saya dan doi tidak cukup membuat kami jadian sebagai pacar,kami hanya sekedar bertemu dan ngobrol singkat setiap kali. Malah bisa dibilang,perasaan saya perlahan datar pada doi. Cinta monyet tidak bertahan lama,tapi juga tidak terlupakan sepanjang hidup. Kalian akan bisa mengingatnya terus-menerus.
Kehidupan romantis tidak saya alami dimasa SMP karena saya asyik dengan hubungan pertemanan dengan sesama anggota organisasi.Selama tiga tahun,saya sibuk jadi anggota pramuka dan senior yang mengurusi tetek bengek acara organisasi. Di sini juga saya bertemu dengan cowoq yang jadi sahabat saya sampai sekarang. Meski sering dicomblangin supaya kami jadian,allhamdulilah saya dan doi awet sebagai teman selama lebih dari 15 tahun ini.
Ketika masuk sekolah menengah atas,saya baru menemukan seseorang yang akhirnya jadi pasangan saya selama beberapa tahun. Perasaan yang saya punya,berbeda dengan cinta monyet. Lebih serius,tapi terasa tidak terlalu serius hingga saya sampai mau mati demi dia.Selama kurang lebih tujuh tahun,saya bertahan dengan rasa yang kadang tinggi kadang padam padanya. Saya melakukan sesuatu yang bisa dibilang ekstrem saat saya bersamanya. Memutuskan sesuatu yang berakibat jangka panjang bagi hidup saya. Sebagai manusia sekaligus sebagai seorang perempuan. Saya pernah merasa sangat cinta,pernah pula merasa muak. Pernah berpikir ingin hidup bersamanya selamanya,tapi pernah pula merasa menyesal mengenalnya.
Saat saya memutuskan mengakhiri hubungan,saya tidak merasakan apa pun untuknya. Sebut saya pengkhianat,karena kebetulan saya sudah menemukan penggantinya dengan cepat. Perasaan saya expired setelah hampir delapan tahun.
Sekarang,saya menemukan seseorang yang buat saya kagum,dan merasa jatuh hati,dan disaat bersamaan keinginan untuk memilikinya sampai akhir hayat. Sekaligus rasa rela jika pada akhirnya saya harus kehilangan,setelah hampir tujuh tahun di sisinya. Ini definisi cinta paling tinggi yang bisa saya pahami saat ini.
See,cinta punya masa berlaku berbeda bagi setiap orang di setiap jenjang usia dan rentang waktu..
Komentar
Posting Komentar