Belajar Dari Nikita Mirzani

Artis kontroversial satu ini, punya cerita yang ga ada habisnya sejak namanya masuk industri hiburan Indonesia. Mulai dari penampilannya, yang saat itu saya pribadi tidak bisa mengatakan dia cantik,tapi punya keberanian lebih untuk mengumbar auratnya. Hingga keluwesan lidahnya dalam mengomentari segala hal, yang ujung-ujungnya membuat doi terlibat dalam adu fisik,bahkan masuk penjara.
Semakin ke sini,Nikita memang jadi semakin enak dilihat..bukan hanya bodynya yang bisa bikin para cowoq meneteskan liur ,saya sebagai ceweq aja sirik liat dia. Tapi wajahnya pun mulai mengalami perubahan signifikan,hasil dari keuletannya mencari nafkah didunia entertainment. Doi mampu untuk membiayai dirinya sebagai ceweq single,dan juga sebagai single parent dari seorang putri cantik.
Sekilas,Nikita tampak begitu hebat. Meski banyak menuai hujatan karena keberaniannya mengekspos keseksian tubuh,tapi saya rasa itu pilihan yang dia ambil dengan pikirannya yang waras untuk mengumpulkan pundi-pundi rupiah. Toh,dia tidak pernah terdengar sebagai perempuan perebut suami orang atau simpanan seseorang selama ini.
Sayangnya,kesuksesannya sebagai publik figur tidak dibarengi dengan kesuksesan secara personal. Ya,Nikita tercatat sudah dua kali menikah sebelum dengan suaminya saat ini,Dippo Latief. Dan kedua pernikahannya sama-sama berumur singkat. Meski sama-sama menghasilkan keturunan. Tapi menurut saya,tujuannya menikah bukan karena ingin memiliki anak. Kebetulan saja. Dan hebatnya,dia berani mengambil tanggung jawab untuk mengurus kedua anaknya sendiri.
Nikita memang sekilas terlihat liar,tapi dia cukup baik sebagai seorang ibu,menurut saya. Bahkan dia mulai membenahi diri dan mengenakan hijab sebagai upaya mendekatkan diri pada Tuhan nya. Hanya saja,dia tidak terlalu pintar untuk mengambil hikmah dari kegagalan dua pernikahan sebelumnya. Dan berakibat pernikahan ketiganya saat ini pun berada di ujung perceraian. Nikita terlalu mudah memutuskan untuk lekas menikah ketika menemukan seorang pria yang tampak baik dimatanya. Wajar sebenarnya,bukankah lebih baik menikah dari pada terjebak zinah? Tapi,apakah menikah hanya perkara urusan ranjang semata? Hanya agar urusan urat tampak sah dimata masyarakat?
Lelaki,tidak bisa dipungkiri adalah makhluk visual yang menyukai keindahan. Mereka tidak akan berusaha menutup mata jika disajikan pemandangan indah di depannya,meski itu bukan milik mereka. Perempuan yang selama ini terbiasa mengumbar lekuk tubuh,mudah saja mendapatkan seseorang untuk dimiliki. Tapi coba pahami,apakah seseorang itu hanya datang untuk sekedar menikmati ataukah memang berniat tinggal?
Saya menulis ini untuk mengingatkan diri saya sendiri,bahwa sebagai perempuan yang pernah gagal,saya pun harusnya lebih hati-hati dan mawas diri. Bukannya mengumbar sepi dan memelas ingin segera dinikahi.
Jangan serta merta membuka diri dan meminta hubungan serius pada pria yang mendekati anda. Kegagalan,harusnya membuat kita lebih waspada. Menikah itu mudah bagi kita yang telah benar-benar dewasa,hanya perlu hasrat yang menggebu di awal,dan sedikit persiapan. Tapi memiliki pernikahan yang bertahan hingga maut membawa salah satu dari kita pergi lebih dulu,itu yang susah.
Jangan menikah hanya karena takut sendiri. Jangan menikah hanya karena anda takut sepi. Menikahlah,karena dengannya kamu yakin ingin menghabiskan sisa usiamu,dan dengannya surga terasa lebih mudah digapai bersama.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Review Online Shop Branded 9to9: Niatnya Cari Yang Mudah

Review Film Nymphomaniac

Ngabisin Duit Buat Es Krim Haagen Dazs *Review*